Tidak ada kata menyerah di kamus maba :)

Fisika. Satu kata yang kuanggap sebagai sebuah momok. Sebuah pukulan ketika dia menjadi monster dalam hidupku yang sudah kacau balau (serius!) karena belum terbiasa dengan ritme pengkaderan. Pukulan itu adalah nilai E yang terpampang di halaman transkrip IPK. Bukannya benci, tapi nalarku jadi tak berdaya menghadapi ilmu fisika. Maklum bukan termasuk orang yang pintar dalam akademis, karena bondoku waktu kuliah hanya jadi anak yang (berusaha) rajin.

Masih terasa, saat langkahku lunglai di awal menjalani kuliah di semester dua. Beban IP dibawah tiga koma, apalagi harus mengulang fisika dasar. Anehnya entah kenapa gairahku di semester dua justru lebih intens ke organisasi, barangkali sudah mati rasa dengan akademis. Waktu berjalan terus, kadang ada saat yang membuatku ingin bersembunyi, yakni saat-saat deadline praktikum. Mencari pelarian juga ke organisasi masjid, berharap menemukan secercah semangat lain.

Tiba di hari H, ketika nilai-nilai akhir semester telah bermunculan. Masih sangat kuingat dialognya.

“Gimana dek akademiknya?”tanya seorang mbak2 masjid padaku via sms.
“Deg2an, mbak..Belum liat aq.” balasku. Pasrah.
“Wah, itu pertanda IP-nya bagus dek” kata beliau.

Aamiin. Doaku dalam hati. Dan subhanallah. Apa yang diprediksi mbaknya benar terjadi. Fisika yang mulanya menjadi momok, kini nilai akhirnya terukir indah di transkrip. Semua nilai lainnya pun terasa silau. Seakan tak percaya kuperhatikan terus nilai-nilai itu dengan seksama, takut nilai itu berubah ketika aku berpaling. Bagaikan mimpi! Selisih IPS ku semester dua dengan yang semester pertama terpaut satu koma dua.

Buat teman-teman mahasiswa baru yang nilai semester awalnya anjlok. Jangan bersedih! Jangan menyerah! Karena masih ada kesempatan untuk kita memperbaikinya di tujuh semester ke depan. Yang penting mencintai apa yang kamu lakukan, dan selalu semangat belajar dan belajar. Lebih penting lagi memaknai agar ilmu yang didapat tak sekadar mampir. Semangaaaaat^^

Sekedar catatan lagi, bahwa kebahagiaan itu bukan tergantung karena orang lain, tapi kitalah yang menciptakan 🙂

Tinggalkan komentar